Kamis, 12 Desember 2013

Awal Pertemuan Kita

Dahulu, tujuh tahun yang lalu aku mengenalmu hanya sebatas teman. Teman satu sekolah, teman satu kelas. Tiga tahun kita berada di tempat yang sama, hampir 6 jam setiap harinya kita bertemu, namun tak pernah kita saling bertegur sapa. Kita saling acuh dan tak pernah peduli. Aku membencimu karena sikapmu yang selalu membuat masalah, tingkahmu yg membuat gerah hampir setiap orang di sekolah.
Aku sempat kagum akan pesonamu sejak awal kita berada di tempat yang sama. Aku selalu mencari tahu keberadaanmu, siapa dirimu, semua tentang kamu. Tapi hal itu tak lagi aku lakukan ketika aku mengetahui sikap dan perilakumu. Mungkin karena kita masih melalui masa remaja yang memiliki sikap keingintahuan yang tinggi dan emosi yang belum cukup stabil. Aku memakluminya.
Tahun ketiga, kita berpisah kelas, namun sosokmu tak pernah hilang dalam pikiranku, entah ini kekaguman semata ataukah ini cinta. Hal yang dulu tak pernah aku lakukan , kini aku lakukan; aku mulai penasaran akan dirimu (lagi). Kelas kita tak terlalu jauh, hanya berbeda satu kelas saja. Aku sering memandang ke arah kelas mu berharap kau keluar dan menyadari aku sedang menunggumu. Ketika bel istirahat berbunyi, aku mencari sosokmu, dan selalu kutemukan di belakang gedung sekolah dengan sebatang rokok yang mengebul sambil tertawa bersama-sama dengan teman-teman sepermainanmu. Aku hanya diam, memandangmu dari kejauhan. Aku hanya berharap suatu saat nanti kelak aku bisa menyapamu, dan kamu menyadari aku lah pengagum rahasiamu.
Kini, aku berada di duniaku sekarang. Tujuh tahun berpisah denganmu, namun sosokmu tak pernah lenyap dari pikiranku. Meskipun banyak cinta yang telah mengisi hatiku, kau tak pernah aku lupakan. Bahkan aku selalu mencari informasi tentangmu. Nihil. Bertahun-tahun sejak perpisahan kita aku tak pernah dapatkan informasi tentangmu, bahkan teman-teman yang pernah dekat denganmu pun tak tahu.
Aku tak patah semangat, di zaman teknologi yang modern ini sangat membantuku untuk menemukanmu. Melalui media social facebook aku mencari nama mu, namun tak kutemukan. Apakah kamu tak mengenal media social ini..?? aku terus berusaha dan bersabar. Akhirnya aku menemukan info profilmu di facebook. Lama aku menunggu, akhirnya kita berteman kembali, namun bukan di dunia nyata. Awal maret 2013, aku dan kamu menjadi dekat namun kau tak mengenal diriku, aku yang menjadi pengagum rahasiamu selama ini. Rasa senang bercampur sedih menyergapku.
Namun, dengan rasa penasaranmu yang tinggi, kau terus mencoba mengingatku, menggali masa lalumu, berharap ada aku yang menyelip dalam rekaman kenangan-kenangan di otakmu. Setelah kau temukan aku dalam rekaman itu. Kau mencoba lebih mendekatkan dirimu padaku. Kita saling bertukar nomor handphone. Dan sejak saat itu , aku selalu menunggu pesan singkat darimu. Handphone kini menjadi barang yang paling berharga dalam hidupku.
Kau selalu menjadi teman di saat kesepianku, hadirmu memberi setitik warna cerah dalam hidupku. Kita semakin dekat , dan kita sepakat untuk bertemu kembali sejak tujuh tahun kita berpisah. Sosokmu kini berubah, kamu semakin dewasa, kamu tak seperti yang kukenal dulu, yang kubenci karena perilakumu. Kau berbeda,dan aku suka. Tak pernah kurasakan ini sebelumnya, mimpiku dahulu kini ada di depanku.
Aku mulai menyukaimu, dan mungkin kita memiliki rasa yang sama. Aku tahu itu, aku bisa merasakan itu. Kamu sangat pedulikan aku, memperhatikanku, dan tak ingin aku bersedih. Kamu membuat warna pelangi dalam setiap langkahku. Kamu selalu membawaku dalam setiap keseruan hidupmu. Kamulah kado terindah di hari ulangtahunku tahun ini. Hadiah dari Tuhan yang selalu kunanti sejak dulu.
Duapuluhdua mei tepat satu bulan setelah hari jadiku. Kamu membuat perasaan ini bagaikan taman surga, penuh keindahan. Entah apa yang membuatmu memilihku. Dan kedekatan kita tak lagi sebatas teman. Kamu special. Kamu terindah.  Aku tak pernah percaya hal ini terjadi. Speechless. Hanya ini yang kurasakan. Aku tak pernah menanyakannya padamu. Yang aku tahu hanya, aku dan kamu memiliki perasaan yang sama. Cinta.




Sejak saat itu kamu menjadi sosok yang sangat berarti dalam hidupku, kamu membuat warna pelangi dalam hidupku menjadi nyata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar